Bulan Film Nasional 2012 – Sejarah adalah Sekarang 6

Bulan Film Nasional 2012
Sejarah adalah Sekarang 6

Download Jadwal Kegiatan Bulan Film Nasional 2012-SAS 6

Bulan Film Nasional tahun ini sudah memasuki tahun keenam penyelenggaraannya. Tim kineforum masih melanjutkan semangat yang ditularkan oleh Lisabona Rahman untuk tetap merayakan Bulan Film Nasional dengan membaca kemajuan, kemunduran, dan fenomena perfilman nasional, baik dari masa lalu maupun masa kini lewat tema “Sejarah adalah Sekarang” dari kacamata kami. Masalah kopi film yang tidak layak putar dan tidak diketahui keberadaannya masih menjadi tantangan terbesar bagi kami untuk bisa mengakses, menikmati, dan membaca warisan budaya tersebut.

Pada tahun ini kami merasakan semangat kebersamaan, terlihat dari berkelebatnya sekian banyak pikiran dan besarnya dukungan untuk saling mengisi. Para programmer muda kembali melakukan pembacaan terhadap film-film Indonesia masa lalu dan menghubungkan relevansinya dalam konteks kekinian. Kali ini tidak hanya membuat program film tapi juga membungkusnya dengan diskusi pada setiap program. Tidak hanya membahasnya di permukaan tapi mencoba membuatnya melekat dalam ingatan sehingga terciptanya regenerasi dalam pembacaan perkembangan perfilman nasional dari berbagai sudut pandang. Dalam perjalannya kami tidak lepas dari bimbingan berbagai pihak yang senantiasa memberi arahan.

Menyambung upaya generasi saat ini untuk memberi makna kembali tokoh penting perkembangan film di Indonesia. kineforum bersama Forum Lenteng kembali menyuguhkan program pembacaan terhadap tokoh-tokoh besar sejarah perfilman Indonesia dengan membaca karya-karya Sjuman Djaya. Konteks ’Sejarah adalah Sekarang’ tahun ini tidak hanya menegok ke belakang untuk memaknai perkembangan perfilman Indonesia sekarang, tapi kami juga membahas pencapaian terbesar perfilman Indonesia saat ini dengan masuknya nama Edwin dan Kompetisi Utama salah satu Festival Film terbesar di dunia, yaitu Berlinale Film Festival 2012, pada Februari lalu.

Pada setiap tahun penyelenggaraan Bulan Film Nasional, selalu ada cerita suka dan juga duka. Persoalan dukungan untuk keberlangsungan ruang publik seperti kineforum yang nafasnya terengah-engah dan membutuhkan ‘tabung oksigen’ untuk keberlangsungan hidupnya masih menjadi masalah yang dominan. Maka dari itu, tahun ini kami kembali menggiatkan program ‘Publik untuk Ruang Publik’. Melalui program ini, kami bekerjasama dengan Gambar Selaw, sebuah klub gambar, untuk membuat pameran poster film Indonesia. Selain itu, kami juga menghadirkan konser musik yang didukung oleh musisi masa kini dengan ciri khas yang menarik dan patut diapresiasi. Hasil donasi dari program tersebut akan digunakan untuk biaya operasional sekaligus perawatan alat kineforum, sebagai ruang publik yang berusaha untuk dapat terus menjadi ruang pendistribusian informasi dan edukasi.

Mengenal sejarah bangsa sendiri merupakan upaya untuk menumbuhkan pribadi-pribadi yang mengenal identitas bangsa, identitas negara kita, dan mengenal identitas diri sendiri. Semangat ini, yang juga ditularkan oleh Sjuman Djaya, yang juga menjadi semangat penyelenggaraan Bulan Film Nasional kali ini.
Melanjutkan kalimat sebelumnya, mari bersorak dengan semangat, “Selamat membuat sejarah!”

Sugar Nadia Azier
Manajer kineforum

KAMI MEMBACA SJUMAN DJAYA
Programmer: Forum Lenteng

Membaca Sjuman Djaya merupakan program kedua setelah pada bulan film tahun lalu (2011) program ini membaca film-film dari Usmar Ismail. Program ini merupakan program berlanjut untuk membaca film dari sutradara-sutradara Indonesia yang telah memberikan pengaruh dalam perkembangan bahasa film dalam sejarah sinema Indonesia.

Si Mamad // Tahun 1973 / Durasi 110 menit / 15+
Atheis // Tahun 1974 / Durasi 127 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+
Si Doel Anak Modern // Tahun 1976 / Durasi 107 menit / 15+
Yang Muda Yang Bercinta // Tahun 1977 / Durasi 127 menit / 18+
Kabut Sutra Ungu // Tahun 1979 / Durasi 127 menit / 15+
Budak Nafsu (Fatima) // Tahun 1983 / Durasi 94 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+

FOCUS ON EDWIN
Programmer: kineforum

Di penghujung tahun 2011 lalu, film berjudul Kebun Binatang (Postcards From The Zoo), sutradara Indonesia masuk dalam sesi Kompetisi Utama, International Competition Berlinale 2012 (Berlin International Film Festival) karya Edwin yang merupakan salah satu tokoh penting dalam gerakan film di luar industri film non arus utama di Indonesia. kineforum merasa penting untuk membahas karya-karya, geliat, dan usaha yang dilakukan sutradara muda ini dalam bidang film baik di Indonesia maupun Dunia.

Kompilasi Film Pendek
A Very Slow Breakfast // Tahun 2003 / Durasi 6 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+
Dajang Soembi: Perempoean Jang Dikawini Andjing // Tahun 2005 / Durasi 7 menit / Teks Bahasa Inggris / 18+
Kara, Anak Sebatang Pohon // Tahun 2005 / Durasi 7 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+
A Very Boring Conversation // Tahun 2006 / Durasi 9 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+
Trip to the Wound // Tahun 2007 / Durasi 6 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+
Hulahoop Soundings // Tahun 2008 / Durasi 7 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+

Film Dokumenter
Nyanyian Negeri Sejuta Matahari // Tahun 2006 / Durasi 63 menit / Subteks Bahasa Inggris / 12+
Misbach: Di Balik Cahaya Gemerlap // Tahun 2007 / Durasi 40 menit / Subteks Bahasa Inggris / 12+
Nairobi Notes // Tahun 2010 / Durasi 15 menit / Subteks Bahasa Inggris / 15+

Film Panjang
Babi Buta yang Ingin Terbang
// Tahun 2008 / Durasi 77 menit / Subteks Bahasa Inggris / 21+
Kebun Binatang (Postcards from the Zoo) // Tahun 2012 / Durasi 95 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+ / Pemutaran Perdana di Indonesia

“Focus on Edwin”: Program Penggalangan Dana untuk Pemutaran Keliling Indonesia
Tidak hanya berhenti di Jakarta, program Focus on Edwin bertujuan untuk menggalang dana bagi terwujudnya penayangan Kebun Binatang keliling Indonesia. Dibutuhkan biaya yang besar agar film ini dapat tayang di berbagai kota. Untuk itu, hasil donasi dari program “Focus on Edwin” ini akan digunakan sebagai biaya operasional penayangan Kebun Binatang keliling Indonesia serta sebagai dukungan terhadap keberlangsungan kineforum sebagai ruang pemutaran alternatif untuk publik.

Donasi
Kebun Binatang (Postcards from the Zoo) : Rp 100,000 (bonus poster)
Babi Buta yang Ingin Terbang : Rp 50.000
Kompilasi Film-Film Pendek : Rp 50.000
Nairobi Notes + Misbach : Rp 50.000
Nyanyian Negeri Sejuta Matahari : Rp 50,000

Donasi khusus Rp 200,000,- hanya untuk 100 orang mendapatkan:
a. Tiket pemutaran perdana Kebun Binatang (Postcards from the Zoo)
b. Diskusi bersama Seno Gumira Ajidarma
c. Penampilan Zeke & The Band
d. Dua tiket pemutaran film dalam program “Focus on Edwin” selain Kebun Binatang pada hari lainnya
e. Poster Kebun Binatang
f. T-shirt Kebun Binatang

KINEFILIA: SEJARAH SEBAGAI INTERTEKS
Programmer: M. Ariansah

Pada Maret 2012 kali ini, program rutin kinefilia akan menayangkan sebuah film yang berasal dari era, konteks sosial, dan persoalan estetis yang sangat jauh berbeda dengan persoalan kita sekarang, yakni film yang berasal dari periode yang sangat jauh sebelum perang dunia II yang mempengaruhi geopolitik dunia meletus, yakni Intolerance (1916/ D.W. Griffith/ Amerika Serikat). Sedangkan, menyesuaikan agenda tetap dari kineforum setiap bulan Maret, yaitu merayakan bulan film nasional, program ini juga ingin melihat kembali Kuldesak yang cukup representatif untuk menggambarkan salah satu fase penting dalam perjalanan sejarah sinema Indonesia dan agenda utama yang menjadi tema penting kali ini tentang persoalan interteks dalam sejarah perfilman dunia dari perspektif program kinefilia.

Intolerance // Sutradara D.W. Griffith // Negara Amerika Serikat / Tahun 1916 / Durasi 163 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+

EKRANISASI TAK PERNAH MATI
Programmer: Alexander Matius

Arti ekranisasi sendiri merupakan pemindahan dari sebuah novel ke dalam film. Bukan perkara mudah, mengalihkan wahana dari tulisan dan memindahkannya ke audio visual. Meskipun begitu, novel dan film begitu setia satu sama lain. Dalam sejarah perfilman tanah air, pemindahan medium dari novel ke film tidak pernah hilang dari eksistensinya. Tahun 2011 mencatat, dari 86 film cerita yang dibuat, terdapat 10 film yang diadaptasi dari novel. Tercatat juga bahwa film terlaris di Indonesia saat ini adalah film yang diangkat dari sebuah novel, dan dalam kurun waktu 2007-2010, lima film teratas adalah film yang juga diangkat dari sebuah novel.

Anak Perawan di Sarang Penjamun // Sutradara Usmar Ismail // Tahun 1962 // Durasi 127 menit // 15+
Ali Topan Anak Jalanan // Sutradara Ishaq Iskandar / Negara Indonesia / Tahun 1977 / Durasi 109 menit / 15+
Roro Mendut // Sutradara Ami Prijono / Negara Indonesia / Tahun 1982 / Durasi 109 menit / 15+
Ayat-Ayat Cinta // Sutradara Hanung Bramantyo / Negara Indonesia / Tahun 2008 / Durasi 127 menit / 15+
Pintu Terlarang // Sutradara Joko Anwar / Negara Indonesia / Tahun 2009 / Durasi 120 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+

PETUALANGAN WARKOP
Programmer: Alexander Matius

Menilik wajah grup komedi dalam perfilman Indonesia, kini rasa-rasanya belum ada yang seistimewa Warung Kopi (Warkop). Wajah Warkop tidak bisa dihilangkan dari sejarah perfilman Indonesia. Ada 28 film dari 34 film yang dibintangi Warkop masuk daftar lima film terlaris di Jakarta pada tahunnya. Dalam beberapa filmnya, Warkop mencoba bertualang di jenis film yang tak melulu komedi, meski pakem utamanya tetap setia dengan komedi. Dengan mencoba main-main pada area yang berbeda, toh hasilnya tetap saja. Warkop menjadi bukan main.

IQ Jongkok // Sutradara Iksan Lahardi / Tahun 1981 / Durasi 99 menit / 12 DO
Manusia 6.000.000 Dollar // Sutradara Ali Shahab / Tahun 1981 / Durasi 113 menit / 12 DO
Setan Kredit // Sutradara Iksan Lahardi / Tahun 1982 / Durasi 90 menit / 12 DO
Depan Bisa Belakang Bisa // Sutradara Tjut Djalil / Tahun 1987 / Durasi 91 menit / 12 DO
Jodoh Boleh Diatur // Sutradara Ami Prijono / Tahun 1988 / Durasi 97 menit / 12 DO

DOKUMENTER OBSERVASIONAL DAN PARTISIPATIF: SEBUAH INTRODUKSI
Programmer: Amalia Sekarjati

Program ini ingin menunjukkan bahwa dokumenter tidak hanya satu jenis. Walaupun film dokumenter secara luas bisa diartikan sebagai upaya merekam realitas, kenyataan, tetapi banyak cara dan bahasa yang digunakan untuk menampilkan kenyataan itu kepada penonton. Dua di antaranya adalah dokumenter observasional dan dokumenter partisipatif. Ada harapan bahwa program ini bisa memicu munculnya eksplorasi-eksplorasi lainnya dalam dokumenter sehingga tidak hanya memperkaya gaya pembuatan dokumenter tetapi juga memperkaya pengalaman menonton dokumenter itu sendiri.

Lukas’ Moment // Sutradara Aryo Danusiri / Tahun 2005 / Durasi 60 menit / Subteks Bahasa Inggris / 12+
Bulan Sabit di Tengah Laut // Sutradara Yuli Andari / Tahun 2007 / Durasi 63 menit / Subteks Bahasa Inggris / 12+
Hari-Hari Sapi // Produksi akumassa, Komunitas Anak Seribupulau / Tahun 2009 / Durasi 43 menit / Teks Bahasa Inggris / SU
Negeri di Bawah Kabut // Sutradara Shalahuddin Siregar / Tahun 2011 / Durasi 105 menit / Subteks Bahasa Inggris / 12 DO

OMNIBUS: BERSAMA SATU TUJUAN
Programmer: Arie Kartikasari

Setelah Kuldesak, paket film dengan beberapa segmen yang memiliki kesamaan tema (pembuatnya lebih sering menggunakan istilah omnibus atau antologi), meningkat angka produksinya sejak tahun 2009 hingga sekarang. Diawali dengan inisiatif bersama dan solusi membuat film secara swadaya, pasca Kuldesak film dengan bentuk ini kemudian berkembang kepentingannya. Program ini mencoba untuk membaca maraknya produksi film dengan cara tersebut. Kumpulan film dalam program dipilih berdasarkan perjalanannya, yang dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya: inisiatif, skema pendanaan, metode produksi, serta jalannya distribusi dan eksibisi.

“9808” – Antologi 10 Tahun Reformasi // Produksi Proyek Payung / Tahun 2008 / Durasi 110 menit / Subteks Bahasa Inggris / 15+
Perempuan Punya Cerita // Produksi Kalyana Shira Films / Tahun 2007 / Durasi 112 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+
Jakarta Maghrib // Produksi Indie Pictures Production / Tahun 2010 / Durasi 75 menit / Subteks Bahasa Inggris / 15+
FISFiC 6 Vol. 1 // Produksi LifeLike Pictures / Tahun 2011 / Durasi 117 menit / Subteks Bahasa Inggris / 18+


About this entry